Tuesday, December 13, 2011

KISAH NABI LUTH A.S


Nabi Luth ialah anak saudara Nabi Ibrahim tetapi dia
menetap di Sagum, Jordan.  Moral penduduk yang
dihadapi oleh Luth luar biasa rosaknya.  Mereka melakukan
berbagai-bagai kejahatan dan yang paling parah baik lelaki
mahupun perempuan ialah memuaskan nafsu seksual sesama jenis.

Maka turunlah musibah yang amat dahsyat berupa bencana alam
yang sangat mengerikan.  Negeri itu digoncang sehingga
seluruh kaumnya binasa.  Hanya Luth dan dua orang anak
perempuannya yang terselamat.



Luth adalah putera Haran bin Tarikh (Ayah dari Ibrahim A.S). Luth adalah putera saudara Ibrahim Khalilullah yang bernama Haran. Sebagaimana telah disebutkan, Ibrahim, Haran dan Nahur adalah saudara kandung.

Luth A.S pergi meninggalkan tempat tinggal pamannya, Ibrahim A.S atas perintah dan izin menuju ke sebuah daerah yang dikenal dengan Gharzaghar, lalu ia singgah di kota Sadum, yaitu ibukota Gharzaghar. Penduduk Gharzaghar terdiri dari orang-orang jahat dan kafir. Mereka sering melakukan perampokan dan melakukan berbagai kemungkaran.

Mereka melakukan kemungkaran dalam bentuk baru yang belum pernah dilakukan seorangpun sebelumnya, yaitu homoseksual (hubungan seksual sesama jenis). Lebih dari itu, mereka meninggalkan wanita dan menyerahkan mereka kepada orang-orang shalih saja.

Luth A.S menyeru mereka untuk menyembah Allah S.W.T serta melarang mereka mengerjakan perbuatan keji mereka. Luth A.S mengatakan kepada mereka, “Mengapa kalian mengerjakan perbuatan faahisyah (keji) itu, yang belum pernah dikerjakan oleh seorangpun sebelummu? Sesungguhnya kamu mendatangi lelaki untuk melepaskan nafsumu (kepada mereka) bukan kepada wanita.”

Jawab kaumnya, “Usirlah mereka (Luth dan pengikut-pengikutnya) dari kotamu ini. Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang berpura-pura mensucikan diri.”

Tahun demi tahun berlalu sedangkan Luth A.S tetap sabar berdakwah kepada kaumnya, menyerukan mereka agar beriman dan mengikuti jalan yang benar. Luth berkata: “Hai kaumku, inilah puteri-puteri (negeri)ku, mereka lebih suci bagi kalian.” Namun penolakan terhadap seruan-seruan Luth semakin meningkat sehingga kaumnya mengatakan:

“Datangkanlah kami Azab Allah, jika kamu termasuk orang-orang yang benar.”
Kemudian Luth berdoa kepada Allah agar menolongnya dan mendatangkan azab kepada kaumnya. Kemudian Allah S.W.T mengutus beberapa malaikat yang datang kepada Nabi Luth dalam sosok pemuda-pemuda yang tampan. Malaikat-malaikat tersebut sampai di pagar kota Sadum, dimana anak perempuan Luth A.S sedang mengambil air.

Salah satu malaikat bertanya kepada anak itu, “Wahai anak perempuan, apakah ada rumah disini?” Anak Nabi Luth tercengang melihat ketampanan orang-orang tersebut. Lalu ia menjawab: “Hendaklah kalian tetap disini sampai aku memberitahu ayahku, kemudian ayahku akan mendatangi kalian.”
Anak itu kemudian memberitahu ayahnya, “Ayahku, ada pemuda-pemuda yang ingin menemuimu di pintu kota. Aku belum pernah melihat wajah-wajah seperti mereka.” Setelah itu Luth bergegas menuju pintu kota dan menemui tamunya. Ketika Luth melihat wajah-wajah mereka, Luth A.S berkata kepada dirinya sendiri: “Ini adalah hari yang sangat sulit.”

Beliau bertanya kepada mereka: “Dari mana kalian datang dan apa tujuan kalian?” Para malaikat malah terdiam dan justru memintanya untuk menjamu mereka.” Kemudian beliau berjalan di depan mereka sedikit lalu beliau berhenti sambil menoleh kepada mereka dan berkata: “Saya belum mengetahui kaum yang lebih keji di muka bumi ini selain penduduk negeri ini.” Beliau mengatakan demikian dengan maksud agar mereka mengurungkan niat mereka untuk bermalam di negerinya. Namun mereka tidak peduli dengan ucapan Nabi Luth dan mereka tidak memberikan komentar atasnya.

Kemudian Nabi Luth dengan sangat berhati-hati membawa mereka ke rumahnya. Kegelapan mulai menyelimuti kota. Nabi Luth menemani tiga tamunya itu berjalan menuju rumahnya. Tak seorang pun dari penduduk kota yang melihat mereka. Namun isterinya melihat mereka sehingga ia keluar menuju kaumnya dan memberitahu mereka kejadian yang dilihatnya. Kemudian tersebarlah berita dengan begitu cepat dan selanjutnya kaum Nabi Luth beramai-ramai ke berkumpul di depan rumah beliau. Allah SWT berfirman:
“Dan tatkala datang utusan-utusan Kami (para malaikat) itu kepada Luth, dia merasa susah dan merasa sempit dadanya kerana kedatangan mereka, dan dia berkata: ‘Ini adalah hari yang amat sulit.’ Dan datanglah kepadanya kaumnya dengan bergesa-gesa. Dan sejak dahulu mereka selalu melakukan perbuatan-perbuatan yang keji.” (QS. Hud: 77-78)

Nabi Luth bertanya pada dirinya sendiri: “Siapa gerangan yang memberitahu mereka?” Kemudian ia menoleh ke kanan dan ke kiri untuk mencari isterinya namun ia tidak menemuinya. Maka bertambahlah kesedihan Nabi Luth.
Nabi Luth berkata kepada kaumnya:

“Dia berkata: ‘Hai kaumku, inilah puteri-puteri (negeriku) mereka lebih suci bagimu, maka bertakwalah kepada Allah dan janganlah kamu mencemarkan (nama)ku terhadap tamuku ini. Tidak adakah di antaramu seorang yang berakal.” (QS. Hud: 78)
“Mereka menjawab: ‘Sesungguhnya kamu telah tahu bahawa kami tidak mempunyai keinginan terhadap puteri-puterimu; dan sesungguhnya kamu tentu mengetahui apa yang sebenarnya kami kehendaki.’” (QS. Hud: 79)

Nabi Luth kemudian masuk kembali kedalam rumahnya dan berkata kepada dirinya sendiri:
‘Seandainya aku mempunyai kekuatan (untuk menolakmu) atau kalau aku dapat berlindung kepada keluarga yang kuat (tentu aku lakukan).’” (QS. Hud: 80)

Pada saat itulah para malaikat berkata:
‘Hai Luth sesungguhnya kami adalah utusan-utusan Tuhanmu, sekali-sekali mereka tidak akan dapat mengganggu kamu.” (QS. Hud: 81)
Lebih lanjut para malaikat itu memberitahukan kepada Luth A.S : “Sesungguhnya ia (kaum Nabi Luth) akan ditimpa azab yang menimpa mereka karena sesungguhnya saat jatuhnya azab adalah pada waktu Subuh. Bukankah waktu Subuh itu sudah dekat?”

Menurut ahlul kitab, para malaikat itu menyuruh Luth dan orang-orang beriman mendaki puncak gunung seraya berkata: “Pergilah, kami akan menunggumu sehingga engkau benar-benar sudah jauh dan aman.”
Allah berfirman:
“Maka ketika azab Kami datang, Kami jadikan negeri kaum Luth itu yang di atas ke bawah (Kami balikkan), dan Kami hujani mereka dengan batu dari tanah yang terbakar dengan bertubi-tubi, yang diberi tanda oleh Tuhanmu. Dan siksaan itu tidak jauh dari orang-orang yang zalim.” (Huud 82-83)

Negeri itu diporak-porandakan oleh Jibril dengan menggunakan sayapnya. Negeri tersebut diangkat sampai ke langit kemudian dibalikkan dan dihujani dengan batu-batu sehingga seluruh penduduknya mati. Demikianlah azab yang ditimpakan kepada kaum Nabi Luth yang melampaui batas.
Moral cerita ini adalah sesuai dengan firman Allah S.W.T:
“Dan negeri-negeri kaum Luth yang telah dihancurkan Allah. Lalu Allah menimpakan atas negeri itu azab besar yang menimpanya. Maka terhadap nikmat Tuhanmu yang mana kamu ragu-ragu?” (Al Najm 53-55)

No comments: